Solo Traveling dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Mental Perempuan

Reporter : Firstyo M.D.
Jumat, 27 Desember 2019 17:52
Solo Traveling dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Mental Perempuan
Solo traveling untuk perempuan ternyata bisa berkontribusi untuk kesehatan mental lho!

Pergi ke suatu tempat yang jauh, yang kamu nggak familiar dengan isinya, tanpa ada teman yang mendampingi mungkin terdengar seperti ide yang menyeramkan. Namun kenyataannya semakin banyak orang yang melakukan kegiatan tersebut--solo traveling--atas nama kesenangan pribadi.

Banyak alasan orang untuk melakukan solo traveling, namun banyak juga alasan untuk nggak melakukannya. Salah satunya adalah karena kamu nggak bisa membayangkan bagaimana kamu bisa menjelajahi suatu tempat yang baru dengan tenang.

Memang perjalanan ke tempat asing bisa memunculkan perasan nggak aman, terutama bagi kaum permepuan. Terbukti dalam sebuah penelitian pada 2018 yang dilakukan oleh organisasi Stop Street Harassment, ditemukan bahwa 81 persen perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di jalan. Kenyataan ini lah yang seringkali menahan niatan para perempuan untuk ber-solo traveling.

Selain bahaya tersebut, solo traveling akan jadi kegiatan yang menguras energi karena kamu akan dihadapkan pada banyak hal asing yang bisa menumbuhkan kecemasan. Namun, di balik itu semua, solo traveling bisa jadi pengalaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupanmu setelahnhya.

Jasmine Crane, seorang terapis asal Denver, Colorado menyampaikan pada Bustle bahwa dia sendiri sudah pernah ber-solo traveling dan sangat merekomendasikan kegiatan tersebut untuk dilakukan semua orang, khususnya para perempuan.

"Aku pertama kali melakukannya (solo traveling) 10 tahun lalu dan kurasa itu adalah pengalaman paling menggugah yang pernah aku dapatkan," tutur Crane menceritakan pengalaman solo travelingnya.

"Meskipun awalnya sangat sulit dan membuat cemas, tapi aku merasa dapat banyak keuntungan untu kesehatan mentalku. Perjalanan itu membuka hati dan pikiranku. Aku merasa lebih bisa berpikir secara fleksibel. Selain itu aku lebih bisa merasakan koneksi dengan lingkungan sekitar," lanjut Crane.

Untuk mengatasi perasaan nggak aman yang muncul saat akan ber-solo traveling, kolumnis Bustle, Emily Matras, menyarankan beberapa hal seperti menggunakan buddy system dengan sesama traveler perempuan atau mengikuti perjalanan kelompok wisata.

Untuk mengatasi ketakutan yang muncul sebelum ber-solo traveling, Crane menyarankan untuk kamu berkonsultasi dengan terapis tentang ketakutan apa yang kamu alami. Terapis akan membantumu untuk menelusuri sumber ketakutanmu dan mencari solusinya.

"Di luar faktor yang membuatnya terlihat menyeramkan, solo traveling adalah hal yang sangat kusarankan untuk dilakukan para perempuan. Setelah menyelesaikannya, akan muncul rasa percaya diri yang lebih tinggi, empati, dan banyak hal positif lain, yang mana hal itu akan baik untuk kehidupanmu setelahnya," tutup Crane.

Beri Komentar