Vaksin HPV Kini Direkomendasikan untuk Wanita Pra-Nikah dan Pascapersalinan: Langkah Baru Cegah Kanker Serviks dari POGI

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 24 Juni 2025 18:26
Vaksin HPV Kini Direkomendasikan untuk Wanita Pra-Nikah dan Pascapersalinan: Langkah Baru Cegah Kanker Serviks dari POGI
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, dan perempuan Indonesia berhak atas masa depan bebas kanker serviks.

Jakarta, 24 Juni 2025 – Kabar baik datang bagi perempuan Indonesia. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) baru saja merilis rekomendasi terbaru terkait vaksinasi Human Papillomavirus (HPV). Fokusnya? Kelompok wanita pra-nikah dan ibu pascapersalinan. Dua fase hidup yang sering luput dari perhatian dalam upaya pencegahan kanker serviks, padahal bisa menjadi momen emas untuk memberikan perlindungan maksimal.

Vaksin HPV selama ini memang dikenal sebagai pelindung utama dari kanker serviks. Namun, angka kasus di lapangan masih tinggi. Data dari Globocan 2022 menunjukkan, kanker serviks menempati posisi kedua sebagai kanker paling banyak diderita perempuan Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan 20.000 kematian setiap tahunnya. Dan lebih dari 95% kasus ini disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi, yang ditularkan terutama lewat hubungan seksual.

 

1 dari 1 halaman

Vaksin HPV Kini Direkomendasikan untuk Wanita Pra-Nikah dan Pascapersalinan: Langkah Baru Cegah Kanker Serviks dari POGI

© 2025 https://www.diadona.id

Melihat kondisi ini, POGI hadir dengan gebrakan penting. Mereka menekankan bahwa vaksinasi HPV seharusnya tidak hanya menyasar remaja, tapi juga perlu diperluas ke perempuan dewasa—khususnya mereka yang akan menikah atau baru saja melahirkan.

“ Vaksinasi HPV sangat dianjurkan sebelum seseorang aktif secara seksual, karena bisa mencegah hingga 90% jenis kanker yang berkaitan dengan HPV. Tapi meskipun sudah aktif secara seksual, vaksin tetap bermanfaat,” ujar Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp.OG (K) Onk, Ketua Umum POGI. Ia juga menambahkan bahwa tipe HPV paling sering ditemukan di Indonesia adalah tipe 52, 16, 18, dan 58.

Hal yang sering jadi pertanyaan: bagaimana dengan ibu menyusui? Ternyata, mereka juga boleh dan aman menerima vaksin HPV. “ Ini bisa dilakukan saat masa nifas, sekaligus dengan skrining serviks. Pendekatannya komprehensif,” jelas dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K) Onk, ketua tim penyusun rekomendasi dari Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI.

POGI menilai, fase pra-nikah dan pascapersalinan adalah dua titik strategis dalam kehidupan perempuan. Pada fase ini, mereka lebih terbuka terhadap edukasi kesehatan dan cenderung lebih sering berinteraksi dengan tenaga medis. Itulah mengapa vaksinasi HPV di kedua fase ini dinilai bisa menjadi kunci memperluas jangkauan perlindungan.

Setiap jam, dua perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks. “ Ini bukan hanya statistik, tapi kondisi darurat yang perlu kita respon cepat dan konkret,” ujar Prof. Yudi. Rekomendasi ini hadir bukan hanya untuk dokter spesialis, tapi juga bisa jadi panduan bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan informasi yang akurat dan layanan yang inklusif.

Kampanye ini juga mendapat dukungan dari MSD Indonesia, perusahaan biofarmasi yang selama ini dikenal aktif mendorong edukasi dan akses vaksin di tanah air. Mereka menyambut baik langkah POGI dan siap memperkuat kolaborasi demi memperluas pemahaman publik soal pentingnya vaksin HPV.

Harapannya, vaksinasi HPV akan menjadi bagian rutin dari layanan kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia—bukan sekadar anjuran, tapi menjadi kebiasaan sehat yang dimulai sejak dini hingga setelah melahirkan.

Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, dan perempuan Indonesia berhak atas masa depan bebas kanker serviks.

Beri Komentar