Gejala HIV pada Pria di Awal dan Tahapan Klinisnya

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Kamis, 4 Maret 2021 11:40
Gejala HIV pada Pria di Awal dan Tahapan Klinisnya
Gejala HIV pada pria hampir sama dengan wanita, hanya saja ada beberapa kondisi khas seperti luka pada penis hingga disfungsi ereksi.

Gejala HIV pada pria seringkali tak terllihat spesifik. Di awal, penyakit HIV ini muncul seperti penyakit flu atau kondisi ringan lainnya. Akibatnya, penderita meremehkan dan merasa baik-baik saja.

Dikutip dari Medical News Today, virus HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh penderitanya, menghancurkan sel tubuh tertentu yang berfungsi melawan infeksi. HIV bisa berkembang menjadi AIDS ketika sel kekebalan tubuh semakin berkurang, membuatnya rentan terkena berbagai macam infeksi.

Secara umum, gejala HIV pada pria dan wanita tak jauh beda. Hanya saja memang ada beberapa gejala HIV pada pria yang khas. Untuk lebih lengkapnya simak dulu yuk rangkuman Diadona berikut ini.

1 dari 3 halaman

Gejala Awal HIV pada Pria

Gejala HIV pada Pria © Diadona

Gejala HIV pada pria di awal ini terjadi tidak spesifik. Biasanya cuman berupa flu yang nggak dikira sebagai HIV lho.

Nah, gejala ini muncul beberapa hari atau minggu setelah tertular virus. Flu tersebut muncul dalam bentuk:

  • Demam
  • Ruam kulit
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Kelelahan

Selain itu, gejala HIV pada pria sangat mungkin terjadi lebih parah di awal penyakit, seperti:

  • Demensia
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan

Di tahap awal ini, aliran darah mengandung banyak sekali virus dan mudah menular kepada orang lain. Ini nih yang membuat pengendalian penyakit ini jadi sulit karena gejala HIV pada pria di tahap ini sering kali disalah artikan dengan penyakit lain dan rendahnya kesadaran penderita untuk melakukan skrining kesehatan.

Dikutip dari Healthline, gejala HIV pada pria umumnya sama dengan wanita. Tapi ada ciri yang khas yaitu luka pada penis. HIV juga bisa menyebabkan hipogonadisme, atau produksi hormon seks yang buruk, pada kedua jenis kelamin. Meksipun begitu, efeknya lebih mudah diamati pada pria, salah satunya mencangkup disfungsi ereksi.

2 dari 3 halaman

Gejala HIV AIDS pada Pria

Gejala HIV pada Pria © Diadona

Setelah gejala awal berlangsung, tahapan penyakit beranjak menuju tahap latensi klinis. Apa itu?

Yaitu ketika gejala tak muncul sama sekali. Tahapan ini bisa berlangsung selama 10 tahun atau lebih dan tak disadari oleh banyak penderitanya. padahal bila di pemberian obat dilakukan, virus bisa dikendalikan. Artinya, penyakit HIV tidak akan berkembang.

3 dari 3 halaman

Gejala Penyakit HIV pada Pria

Gejala HIV pada Pria © Diadona

Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?

Di waktu yang lama, HIV mungkin saja berkembang ke tahap lebih lanjut yakni kerusakan sestem kekebalan tubuh. Di tahap tertentu,HIV akan berubah jadi HIV stadium 3 atau yang disbeut dengan AIDS.

AIDS membuat sistem kekebalan tubuh rusak parah sehingga penderita rentan terkena infeksi oportunistik. Apa itu? Yaitu infeksi yang sebenarnya bisa dilawan ple kekebalan tubuh, tapi tidak dnegan mereka yang mengidap HIV karena kekebalan tubuh mereka telah rusak.

Gejala HIV pada pria dengan kekebalan tubuh yang rentan yaitu mudha terkena flu, pilek, atau infeksi jamur. Sedangkan gejala HIV pada pria di tahap 3 atau AIDS antara lain:

  • Mual
  • Muntah
  • Keringat di malam hari
  • Berat badan turun
  • Diare kronis
  • Masalah kulit
  • Infeksi berulang
  • Penyakit serius yang mengancam jiwa
  • Bintik keunguan di kulit yang nggak hilang
  • Sesak napas
  • Memar atau pendarahan tanpa sebab
  • Infeksi jamur di mulut, tenggorokan atau vagina

di beberapa negara maju atau mereka yang menyadari status kesehatannya, tahapan AIDS tidak sampai terjadi karena mereka rutin mengkonsumsi ARV.

Bagaimana Perkembangan Penyakit HIV dalamTubuh?

Mungkin masih banyak yang belum tahu bagaimana HIV bisa berkembang menjadi AIDS.

Jadi begini. Saat HIV masuk ke dalam tubuh, maka muncullah gejala mirip flu. Ia menyerang dan menghancurkan cukup banyak sel CD4 atau sel kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi dan penyakit. Bila ini dibiarkan, maka HIV bisa berkembang menjadi AIDS setelah sebelummnya menggalami masa tak bergejala.

HIV yang dikontrol dengan terapi antiretroviral bisa dihentikan perkembangannya karena obat ini mencegah replikasi. Jadi, pengobatan lebih awal bisa menghentikan perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderitaya.

Tapi, apakah gejala HIV pada pria ini telah sepenuhnya dipahami oleh mereka yang rentan tertular?

Beri Komentar