10 Fakta Mengejutkan tentang Minum Soda

1. BVO

BVO, yang merupakan singkatan dari Brominated Vegetable Oil (minyak nabati brominasi), adalah bahan umum dalam minuman soda beraroma jeruk dan minuman olahraga. Bahan ini ditambahkan ke soda untuk mencegah perasa memisahkan dari minuman. Meskipun namanya mungkin biasa saja, sebenarnya ini adalah bahan kimia yang digunakan dalam plastik sebagai penghambat api!

2. Kontaminan

Ilustrasi Minuman Soda © 2020 https://www.diadona.id

Sementara kita semua sadar bahwa soda bukanlah minuman kesehatan, tahukah kamu bahwa pewarna karamel dalam soda coklat mengandung kontaminan yang menyebabkan kanker pada hewan? Rodale berkomentar bahwa " hanya 16 mikrogram per orang per hari dari 4-methylimidazole sudah cukup untuk menimbulkan ancaman kanker, dan cola coklat paling populer, baik diet maupun reguler, mengandung 200 mikrogram per botol 20 ons."

3. Polusi

Tahukah kamu bahwa wadah bukan satu-satunya kelemahan minum soda? Pemanis buatan dalam soda diet tidak dapat dipecah dalam tubuh kita dan tidak selalu tertangkap di fasilitas pengolahan air limbah. Ini berarti bahwa pemanis buatan dapat berakhir di sungai dan danau dan memengaruhi satwa liar.

4. Lemak Hati

Ilustrasi Minuman Soda © 2020 https://www.diadona.id

Apakah kamu tahu bahwa itu menambahkan lemak di tempat-tempat aneh? Penerbit kesehatan dan kebugaran Rodale, Inc. menulis tentang studi di mana minum soda non-diet meningkatkan lemak kerangka dan organ! Orang-orang yang minum soda non-diet setiap hari selama enam bulan ditemukan memiliki peningkatan lebih dari 100% lemak di daerah-daerah tersebut.

5. Rendah Gizi

Seolah-olah kamu membutuhkan alasan lain untuk berhenti minum soda, salah satu alasan utama untuk berhenti merokok adalah karena sama sekali tidak mengandung nutrisi! Soda mungkin cara mudah untuk mendapatkan kafein, tetapi selain itu, tidak banyak artinya bagi kamu dalam hal kesehatan. Mengapa tidak mengisi tubuhmu dengan sesuatu yang benar-benar menyehatkan seperti air, teh herbal atau bahkan jus?

6. Biaya

Ilustrasi Minuman Soda © 2020 https://www.diadona.id

Sama seperti kopi harianmu yang menambah biaya, hal yang sama berlaku untuk soda! Tergantung di mana kamu tinggal, minuman ringan di restoran dapat berharga mulai dari Rp. 30.000 dan kamu bisa mendapatkan soda yang dijual sekitar Rp. 50.000 per kaleng. Lebih dari setahun, kamu dapat dengan mudah menghemat lebih dari Rp. 300.000 jika kamu berhenti.

7. Dampak bagi Lingkungan

Kita mungkin tidak menganggap lingkungan sebagai salah satu alasan untuk berhenti minum soda, tetapi semua kaleng dan botol itu bertambah. Sementara aluminium, plastik, dan kaca semuanya dapat didaur ulang, dibutuhkan banyak minyak untuk mengangkut semuanya untuk membeli dan didaur ulang. Dibutuhkan sejumlah besar minyak untuk menghasilkan botol plastik juga.

8. Penuaan

Ilustrasi Minuman Soda © 2020 https://www.diadona.id

Kami biasanya tidak mengaitkan penuaan dengan minum soda tetapi itu hanyalah alasan lain untuk berhenti! Soda mengandung fosfat dan asam fosfat, yang membantu memperpanjang usia simpan dan membuat soda beraroma tetapi juga dapat berkontribusi pada penuaan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal FASEB pada tahun 2010 menemukan bahwa kadar fosfat yang berlebihan menyebabkan kematian pada tikus lab lima minggu lebih awal daripada tikus dengan kadar fosfat biasa dalam makanan mereka.

9. Merusak Sistem Pencernaan

Minum minuman ringan harianmu juga dapat merusak sistem pencernaanmu. Soda terbuat dari berton-ton bahan kimia, aditif dan pengawet yang dapat merusak lapisan dalam perut kita dan dapat menyebabkan peradangan yang menyakitkan di masa depan. Konsumsi harian minuman asam ini juga dapat menciptakan lingkungan asam yang berkepanjangan, yang dapat menyebabkan erosi lapisan lambung.

10. Batu Ginjal

Ilustrasi Minuman Soda © 2020 https://www.diadona.id

Soda mengandung fosfat, yang dikatakan berkontribusi pada pembentukan batu ginjal. The Journal of Epidemiology juga menerbitkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa minum dua atau lebih soda setiap hari menggandakan risiko penyakit ginjal.