© 2020 Https://www.unsplash.com/Chinh Le Duc
Berperan sebagai orangtua agaknya bukan perkara yang mudah. Ada tanggungjawab besar dalam mendidik anak yang dipikul di pundak orangtua.
Namun, dikarunai anak oleh Tuhan juga adalah hal yang membahagiakan, anak bagai anugerah yang diberikan Tuhan oleh kita, bagaimana pun, kita harus tetap menjaga dan mensyukurinya.
Dalam mendidik anak, tentu jalan tak kan selalu mulus ya mom, ada saja hal yang jadi tantangan. Kadang anak bersikap terbalik dari apa yang mama inginkan. Mama mau tak mau harus melipatgandakan kesabaran dan tenaga untuk mendidik anak.
Walau sudah dirasa ekstra sabar, mungkin ada kalanya mama tak dapat menahan amarah, dan malah mengeluarkan kalimat yang berkonotasi negatif bagi anak, dan anak bisa saja menangkap itu sebagai sebuah informasi, dan bukan wejangan. Dari pada menyesal nantinya, yuk latih diri untuk tak mengatakan 5 kalimat terlarang ini mom.
Ilustrasi Anak Sedih © 2020 https://www.unsplash.com/Annie Spratt
Membandingkan anak dengan orang lain bahkan dengan saudara kandungnya sendiri, agaknya harus berhenti mama lakukan. Bukannya memacu anak untuk bisa, hal ini hanyalah akan menbuat anak merasa minder, dan tak percaya akan diri mereka sendiri.
Saat tumbuh dewasa nanti, anak akan jadi orang lain, dan bukan jadi dirinya sendiri. Jadi, biarkan lah anak jadi diri mereka sendiri, tiap anak tentu tak harus sama seperti anak lainnya kan?
Ilustrasi Anak Sedih © 2020 https://www.unsplash.com/Chinh Le Duc
Walau anak kadang memang tak kenal waktuk dan ingin mengajak bermain, bahkan saat mama sedang sibuk, tahan diri dan jangan sampai mengusir anak saat mama sedang sibuk. Hal ini akan membuat anak merasa terbuang dan tak dianggap. Alih-alih, coba sibukkan anak dengan suatu kegiatan, bisa dengan melakukan permainan yang lumayan memakan waktu, seperti menyulam, menggambar, mewarnai, menonton video edukasi untuk anak-anak di YouTube, atau bahkan libatkan anak untuk membantu mempersiapkan bahan masakan bersama mama.
Ilustrasi Anak Sedih © 2020 https://www.unsplash.com/Lucas Metz
Anak bisa saja menyerap hal ini, dan menyimpannya dalam memori otaknya. Kata-kata negatif seperti bodoh, nakal, gemuk, malas, suatu saat nanti bisa saja malah gantian diucapkan oleh anak. Ia bisa tujukan pada orangtua, atau bahkan teman bermainnya. Tentu mama tak ingin si kecil menyeluarkan kata-kata negatif ini kan? Jadi, daripada mengeluarkan kata negatif, lebih baik mama menggantinya dengan ucapan yang positif.
Misal, " Jika kamu rajin belajar dan membaca, kamu akan tahu lebih banyak hal, oke anak mama yang pintar?"
Mama bisa juga tambahkan penjelasan, apa sih yang akan si kecil dapatkan nantinya kalau ia jadi anak yang pintar.
Ilustrasi Anak Sedih © 2020 https://www.unsplash.com/Joseph Gonzalez
Kalimat ini biasanya keceploaan saat mama rasa si kecil melakukan suatu hal yang tak sesuai dengan apa yang mama harapkan. Misal seperti melipat bajunya sendiri. Mengeluarkan kalimat itu malah tak kan baik bagi perkembangan anak. Anak akan merasa takut duluan saat akan mencoba melakukan sesuatu.
Coba ajak anak untuk melakukan suatu hal bersama, dan beri ia contoh yang benar. Jika anak masih belum benar melakukannya, tentu mama tak perlu sampai marah, setidaknya ia sudah mencoba, dan itu termasuk dalam prosesnya untuk akhirnya bisa, jika dilatih terus menerus.
Ilustrasi Anak Sedih © 2020 https://www.unsplash.com/Arwan Sutanto
Menangis tentu hal yang sangat wajar dilakukan oleh anak kecil, apa yang mama ekspektasikan? Menangis adalah cara anak untuk menyampaikan emosinya, seperti rasa sedih, takut, atau cemas. Menyuruh anak untuk segera diam, dan malah mengatakannya cengeng hanya akan memperburuk suasana, anak akan manangkap bahwa menangis adalah hal yang tak wajar, karna orangtua langsung bereaksi tak nyaman dan ingin segera membaut anak berhenti menangis.
Mama lagi-lagi bisa membuat anak berhenti menangis dengan cara yang lebih elegan dan positif, misalnya dengan bertanya " Bagaimana perasaan kamu, nak? Apa yang bisa mama bantu?" Cara ini akan membuat anak menjelaskan apa yang membuatnya merasa tak nyaman sampai menangis, ia juga akan jujur pada dirinya sendiri, dan merasa bahwa ada orang yang memahaminya.
Hal ini bisa mama latih sejak kecil, biasakan anak untuk mengkomunikasikan secara positif perasaannya, jadi kalian pun bisa melakukan hal yang bisa menghilangkan rasa sedih, takut, atau cemas yang dirasakan.
Semoga membantu ya mom.
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak