Sepele, Tapi Jangan Sampai Keceplosan 5 Kalimat Terlarang Ini pada Anak!

Reporter : Hevy Zil Umami
Senin, 22 Juni 2020 19:45
Sepele, Tapi Jangan Sampai Keceplosan 5 Kalimat Terlarang Ini pada Anak!
Yuk lebih dikontrol ya ma saat bicara sama anak.

Berperan sebagai orangtua agaknya bukan perkara yang mudah. Ada tanggungjawab besar dalam mendidik anak yang dipikul di pundak orangtua.

Namun, dikarunai anak oleh Tuhan juga adalah hal yang membahagiakan, anak bagai anugerah yang diberikan Tuhan oleh kita, bagaimana pun, kita harus tetap menjaga dan mensyukurinya.

Dalam mendidik anak, tentu jalan tak kan selalu mulus ya mom, ada saja hal yang jadi tantangan. Kadang anak bersikap terbalik dari apa yang mama inginkan. Mama mau tak mau harus melipatgandakan kesabaran dan tenaga untuk mendidik anak.

Walau sudah dirasa ekstra sabar, mungkin ada kalanya mama tak dapat menahan amarah, dan malah mengeluarkan kalimat yang berkonotasi negatif bagi anak, dan anak bisa saja menangkap itu sebagai sebuah informasi, dan bukan wejangan. Dari pada menyesal nantinya, yuk latih diri untuk tak mengatakan 5 kalimat terlarang ini mom.

1 dari 5 halaman

1. "Dia bisa melakukan ini, kamu kok gak bisa sih?"

Ilustrasi Anak Sedih © Diadona

Membandingkan anak dengan orang lain bahkan dengan saudara kandungnya sendiri, agaknya harus berhenti mama lakukan. Bukannya memacu anak untuk bisa, hal ini hanyalah akan menbuat anak merasa minder, dan tak percaya akan diri mereka sendiri.

Saat tumbuh dewasa nanti, anak akan jadi orang lain, dan bukan jadi dirinya sendiri. Jadi, biarkan lah anak jadi diri mereka sendiri, tiap anak tentu tak harus sama seperti anak lainnya kan?

2 dari 5 halaman

2. "Jangan ganggu, mama sedang sibuk!"

Ilustrasi Anak Sedih © Diadona

Walau anak kadang memang tak kenal waktuk dan ingin mengajak bermain, bahkan saat mama sedang sibuk, tahan diri dan jangan sampai mengusir anak saat mama sedang sibuk. Hal ini akan membuat anak merasa terbuang dan tak dianggap. Alih-alih, coba sibukkan anak dengan suatu kegiatan, bisa dengan melakukan permainan yang lumayan memakan waktu, seperti menyulam, menggambar, mewarnai, menonton video edukasi untuk anak-anak di YouTube, atau bahkan libatkan anak untuk membantu mempersiapkan bahan masakan bersama mama.

3 dari 5 halaman

3. "Kamu bodoh! Anak nakal!"

Ilustrasi Anak Sedih © Diadona

Anak bisa saja menyerap hal ini, dan menyimpannya dalam memori otaknya. Kata-kata negatif seperti bodoh, nakal, gemuk, malas, suatu saat nanti bisa saja malah gantian diucapkan oleh anak. Ia bisa tujukan pada orangtua, atau bahkan teman bermainnya. Tentu mama tak ingin si kecil menyeluarkan kata-kata negatif ini kan? Jadi, daripada mengeluarkan kata negatif, lebih baik mama menggantinya dengan ucapan yang positif.

Misal, " Jika kamu rajin belajar dan membaca, kamu akan tahu lebih banyak hal, oke anak mama yang pintar?"

Mama bisa juga tambahkan penjelasan, apa sih yang akan si kecil dapatkan nantinya kalau ia jadi anak yang pintar.

4 dari 5 halaman

4. "Bukan begitu, sini deh biar mama aja yang ngerjain!"

Ilustrasi Anak Sedih © Diadona

Kalimat ini biasanya keceploaan saat mama rasa si kecil melakukan suatu hal yang tak sesuai dengan apa yang mama harapkan. Misal seperti melipat bajunya sendiri. Mengeluarkan kalimat itu malah tak kan baik bagi perkembangan anak. Anak akan merasa takut duluan saat akan mencoba melakukan sesuatu.

Coba ajak anak untuk melakukan suatu hal bersama, dan beri ia contoh yang benar. Jika anak masih belum benar melakukannya, tentu mama tak perlu sampai marah, setidaknya ia sudah mencoba, dan itu termasuk dalam prosesnya untuk akhirnya bisa, jika dilatih terus menerus.

5 dari 5 halaman

5. "Sst jangan nangis, dasar cengeng!"

Ilustrasi Anak Sedih © Diadona

Menangis tentu hal yang sangat wajar dilakukan oleh anak kecil, apa yang mama ekspektasikan? Menangis adalah cara anak untuk menyampaikan emosinya, seperti rasa sedih, takut, atau cemas. Menyuruh anak untuk segera diam, dan malah mengatakannya cengeng hanya akan memperburuk suasana, anak akan manangkap bahwa menangis adalah hal yang tak wajar, karna orangtua langsung bereaksi tak nyaman dan ingin segera membaut anak berhenti menangis.

Mama lagi-lagi bisa membuat anak berhenti menangis dengan cara yang lebih elegan dan positif, misalnya dengan bertanya " Bagaimana perasaan kamu, nak? Apa yang bisa mama bantu?" Cara ini akan membuat anak menjelaskan apa yang membuatnya merasa tak nyaman sampai menangis, ia juga akan jujur pada dirinya sendiri, dan merasa bahwa ada orang yang memahaminya.

Hal ini bisa mama latih sejak kecil, biasakan anak untuk mengkomunikasikan secara positif perasaannya, jadi kalian pun bisa melakukan hal yang bisa menghilangkan rasa sedih, takut, atau cemas yang dirasakan.

Semoga membantu ya mom.

Beri Komentar