Perjuangan Suster Afit, Intens Tangani Pasien COVID-19 Sambil Tetap Beri ASI untuk Sang Bayi

Reporter : Firstyo M.D.
Selasa, 7 April 2020 15:16
Perjuangan Suster Afit, Intens Tangani Pasien COVID-19 Sambil Tetap Beri ASI untuk Sang Bayi
Membagi diri di dua kewajiban yang harus sama maksimalnya. Salut!

Saat ini, menjadi tenaga medis mungkin adalah salah satu profesi terberat. Bagaimana tidak, virus corona terus merebak dan masih terus berusaha untuk ditekan jumlah penyebarannya.

Para petugas medis harus mencurahkan sebagian besar waktunya untuk merawat pasien, padahal mereka juga punya keluarga yanh butuh diperhatikan di rumah. Coba bayangkan betapa lelahnya menjadi petugas medis.

Itulah yang dirasakan oleh Afit Rianti, seorang wanita yang berprofesi sebagai perawat. Suster Afit bekerja di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta. Selain bekerja sebagai perawat, Suster Afit merupakan seorang ibu dari satu orang anak yang masih bayi dan harus minum ASI setiap hari.

Bagaimana cara dia membagi waktunya?

1 dari 2 halaman

Suster Afit memang tidak bisa bertemu intens dengan bayinya karena dia tergolong sebagai orang yang berisiko sebagai pembawa virus akibat pekerjaannya sehingga harus diisolasi.

Meski begitu, ia tetap memberikan ASI dengan sistem pompa setiap hari di sela-sela pekerjaannya selama masa isolasi tersebut. Sang suami mendukung dengan menjadi kurir untuk mengambil ASI di malam hari dan mengantarkannya pada si bayi.

Suster Afit merekam dan mengunggah kisahnya selama berperan sebagai ibu pemberi ASI eksklusif sekaligus tim medis yang menangani COVID-19.

Alhasil, apa yang dilakukan oleh Suster Afit ini menuai banyak pujian karena dia dianggap bisa menyeimbangkan dua kewajiban dengan baik.

2 dari 2 halaman

Pemberian ASI untuk bayi memang ternyata bisa tetap berlangsung di tengah pandemi ini. Bahkan kalau sang ibu menderita COVID-19 sekalipun. Setidaknya itulah yang bisa ditangkap dari grafis rilisan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) melalui akun Instagramnya.

      View this post on Instagram

[Panduan Menyusui, Memerah, Menyimpan dan Memberikan ASIP yang Aman Selama Pandemi COVID-19] . Selaras dengan Pedoman resmi @who terkait menyusui dan pemberian ASI di periode Pandemi #COVID19, Direktorat Gizi Masyarakat Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI juga telah menyusun Panduan utk Menyusui dan Memerah ASI bagi Ibu dengan #COVID19. . Silakan disimak infografis2 di atas. Diskusikan dengan tenaga kesehatan Anda. Jika diperlukan carilah dukungan dan pendampingan dari konselor menyusui atau konsultan laktasi IBCLC. . Catatan: karena pandemi global #COVID19 ini tergolong baru dan masih berlangsung, maka seluruh panduan dan protokol dapat berubah setiap waktu sesuai dengan hasil kajian dan penelitian lembaga2 terkait. AIMI akan terus berusaha mengupdate informASI terkini berdasarkan rekomendasi lembaga2 nasional dan internasional yang berwenang.

A post shared by AIMI Pusat ???????? (@aimi_asi) on

Menyusui bayi di kala pandemi corona bahkan bisa sangat bermanfaat, baik untuk si bayi dan untuk sang ibu.

      View this post on Instagram

Reposted from @aimijogja AYO MENYUSUI DI MASA PANDEMI CORONA . Manfaat menyusui merupakan hal yang selalu dikampanyekan oleh AIMI. Di masa pandemi dan krisis global ini, kami tidak hanya ingin mengkampanyekan manfaat menyusui saja, namun kami ingin mengedukASI tentang PENTINGNYA untuk menyusui dan tetap menyusui hingga 2 tahun ATAU LEBIH dalam menghadapi masa sekarang ini. . Seperti yang kita ketahui, ASI mengandung berbagai protein dan enzim yang mendukung sistem pertahanan tubuh bayi dan balita. Salah satu protein yang terkandung dalam ASI adalah immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi saluran pernafasan dan saluran percernaan bayi dan balita. . Apabila ibu dalam kondisi sakit, tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya, dan antibodi tersebut akan ditemukan juga dalam ASI, sehingga bayi atau balita yang menyusu akan terlindungi dari infeksi yang diderita ibu. Sebaliknya apabila bayi yang sedang sakit, air liur bayi akan menjadi sarana komunikasi agar payudara ibu memproduksi ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi atau balita yang sedang sakit. . Selain itu, masa pandemi merupakan masa yang sulit bagi siapa saja di dunia ini, tak terkecuali ibu yang sedang mengalami masa pasca persalinan. Kecemasan, stress, dan hujan informasi bertubi-tubi dapat menggerogoti mental ibu yang sedang dalam kondisi rentan. Dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan yang tepat dapat membantu ibu untuk bisa menjalankan kegiatan menyusui. Dengan menyusui, ibu bisa menstimulasi oksitosin, sehingga ibu bisa merasa lebih relaks dan tenang dalam menghadapi masa yang sulit ini. . Terakhir, masa pandemi ini tidak hanya berkaitan dengan krisis di bidang kesehatan, namun juga di bidang ekonomi. Keterbatasan ketersediaan barang-barang, obat-obatan, alat kesehatan, sembako, dan bahan pangan lainnya, serta tingginya harga produk-produk tersebut diperkirakan akan terus bertahan kondisinya dalam beberapa bulan ke depan. Dengan menyusui, orangtua tidak perlu khawatir dengan pengadaan makanan bayi hingga bayi berusia 6 bulan, dan ASI akan selalu dapat menjadi salah satu sumber bahan makanan di usia selanjutnya. . #aimijogja #coronavirus #COVID19 #dirumaha

A post shared by AIMI Pusat ???????? (@aimi_asi) on

Perjuangan yang dilakukan oleh Suster Afit mungkin juga dialami oleh banyak tenaga medis sekaligus ibu menyusui lain di luar sana. Untuk kalian, para wanita yang bertugas ganda, tetap sehat dan semoga bisa selalu bertugas dengan maksimal ya.

Beri Komentar