© 2020 Https://www.diadona.id / Pinimg.com
Tahun baru dianggap menjadi memontum untuk lahir kembali, menyusun harapan dan mimpi lagi, serta berkumpul bersama orang-orang yang dikasihi. Tak heran, jika penyambutannya harus dengan cara yang istimewa juga. Di Indonesia, tradisi menyambut tahun baru biasanya adalah dengan berkumpul bersama sahabat atau keluarga, dan makan bersama.
Membakar jagung, atau sate, biasanya adalah pilihan yang umum dilakukan. Ini dikarenakan Kegiatan bakar-bakar ini akan melibatkan banyak orang, sehingga akan menciptakan suasana yang akrab dan santai. Selain itu, bara api di malam hari akan membuat suasana menjadi hangat.
Keunikan dalam merayakan pergantian tahun juga dilakukan oleh negara-negara lain di dunia. Seperti di Ekuador dan Colombia. Orang-orang di sana akan membuat boneka berbentuk manusia. Kemudian mereka akan membakarnya di malam tahun baru. Mereka juga akan membakar foto dari tahun sebelumya. Hal ini dilakukan sebagai simbol melupakan masa lalu yang buruk. Mungkin kamu bisa mencobanya kalau ingin melupakan sosok mantan yang selalu melekat dalam pikiran.
Di Hillbrow, Johannesburg, Afrika Selatan lain lagi. Cara mereka merayakan tahun baru lumayan ekstrem. Orang-orang di sana akan membuang furnitur mereka yang sudah tidak dipakai, seperti sofa, kasur, atau lemari, dan membiarkannya begitu saja di pinggir jalan. Namun cara mereka membuangnya pun ada yang tidak biasa, karena furnitur bisa saja mereka lempar dari kamar apartemen mereka yang tinggi, langsung jatuh ke bawah. Cukup berbahaya juga ya.
Perayaan tahun baru bagi orang-orang Chili, agaknya serupa dengan apa yang dilakukan umat muslim di Indonesia saat hari raya besar, yaitu mendatangi kuburan saudara atau kerabat yang dicintai. Uniknya lagi, tak hanya mendatangi, orang-orang Chili malah sampai menginap di kuburan, guna menemani orang yang mereka kasihi, saat malam tahun baru. Mungkin mendatangi kuburan bisa kamu contoh, karena momen tahun baru tidak hanya dirayakan dengan berfoya-foya, namun bisa juga mengingatkan akan rumah abadi kita.
Tahun baru akan identik dengan api. Kembang api, petasan, atau mercon adalah hal yang kerap digunakan untuk makin memeriahkan malam pergantian tahun. Namun di Skotlandia, dilaksanakan Festival Api, tidak tanggung-tanggung, api yang digunakan ialah benar-benar bola api. Para profesional melakukan parade bermain bola api, sebelum tengah malam. Kemudian bola api itu akan dilemparkan ke laut, konon hal ini dilakukan untuk mengusir roh jahat.
Kalau di Skotlandia ada Festival Api, di Myanmar ada Festival Air. Uniknya lagi, tahun baru orang Myanmar berbeda dengan tahun baru masehi. Mereka merayakan tahun baru sekitar bulan April, dengan mangadakan Festival Air Thangyin, yang melibatkan orang-orang untuk bermain air dengan saling menyemprotkan air di jalanan. Mereka percaya, air perlambang kenyucian diri dari dosa di tahun sebelumnya.
Memakan 12 butir anggur saat malam tahun baru, adalah tradisi yang dilakukan di Spanyol. 12 butir ialah perlambang jumlah bulan dalam satu tahun. Kamu harus berhasil menghabiskannya sekaligus kalau ingin mendapat nasib yang bagus di sepanjang tahun. Sementara jika kamu tidak berhasil menghabiskannya, maka nasib buruk akan menimpamu sepanjang tahun.
Argentina juga punya cara sendiri untuk merayakan tahun baru. Ialah dengan menggunakan celana dalam berwarna merah muda. Eits, yang mengenakannya tak hanya perempuan, namun laki-laki pun juga ikut serta. Ini menjadi perlambang bagi orang-orang yang single, untuk pencarian cinta mereka.
Italia juga punya cara yang serupa dengan tradisi orang Argentina. Bedanya, celana dalam yang digunakan orang Italia adalah merah. Mereka percaya, jika menggunakan celana dalam merah saat malam tahun baru, mereka akan mendapatkan peruntungan di tahun yang baru.
Warna merah memang kerap menjadi warna keberuntungan. Oleh sebab itu, untuk menyambut tahun baru, orang-orang di Cina mengecat pintu rumah mereka dengan warna merah.
Tak kalah unik, orang-orang di Denmark memcahan semua piring poselen mereka yang sudah tak terpakai, dalam rangka merayakan tahun baru. Mereka memecahkannya di depan pintu rumah mereka. Pun saat mereka ingin nasib temannya baik, maka piring akan dipecahkan di depan pintu rumah teman mereka. Siapa yang memiliki timpukan pecahan piring yang paling banyak, maka akan dianggap yang paling beruntung. Unik sekaligus berbahaya juga ya.
Jika kamu ingin mengadaptasi salah satu tradisi, maka kira-kira yang akan kamu coba?
Pocky Crushed Fruits: Snack baru dengan Buah Asli
MilkLife: Pilihan Susu dan Milkshake untuk Gaya Hidup Sehat & Seru Setiap Hari
Zakat Fitrah 2025: Berapa Besarnya dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Menembus Batas: Yoona Dorong Kepemimpinan Perempuan yang Berdaya dan Berpengaruh
Rayakan Ramadan dengan Perjalanan Kuliner Istimewa di Sheraton Jakarta Soekarno Hatta Airport