Foto: Freepik
Anak kecil sebenarnya sudah peka dengan nada suara orang tuanya. Saat orang tua bicara lembut biasanya mereka jadi lebih tenang, sementara suara keras bisa bikin mereka takut atau kaget.
Dari sini, anak bisa belajar bahwa suara menyimpan perasaan. Supaya mereka makin peka dan bisa mengekspresikan emosinya dengan baik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan lewat aktivitas sederhana sehari-hari.
Membacakan dongeng atau buku cerita bisa jadi momen belajar yang seru. Coba mainkan suara sesuai isi cerita.
Saat tokoh bahagia, gunakan suara yang ceria dan penuh energi. Saat tokoh sedang sedih, turunkan nada suara agar terdengar pelan dan berat. Kalau tokoh marah, buat suara sedikit tegas. Setelah membaca, tanyakan ke anak perasaan apa yang mereka tangkap dari suara tersebut.
Dengan begitu, mereka belajar menghubungkan emosi dengan intonasi. Waktu membaca pun jadi lebih menyenangkan dan anak ikut aktif terlibat.
Anak biasanya suka menirukan suara hewan. Aktivitas ini bisa dipakai untuk melatih mereka mengenali emosi. Misalnya menirukan suara kucing yang manja, kucing yang marah, atau kucing yang ketakutan. Bisa juga dengan suara anjing yang menggonggong riang atau burung yang berkicau senang.
Supaya lebih seru, tambahkan cerita singkat. Misalnya “ burung ini lagi senang ketemu temannya, coba suaranya gimana.” Anak jadi berimajinasi dan semakin paham bahwa intonasi bisa menunjukkan perasaan berbeda.
Permainan ini sederhana dan bisa dilakukan kapan saja. Pilih satu kalimat yang sama lalu ucapkan dengan suara yang berbeda.
Contohnya kalimat “ Aku sudah selesai makan.” Katakan dengan suara senang, lalu ulangi dengan suara sedih, dan coba sekali lagi dengan suara kesal.
Setelah itu minta anak menebak emosi apa yang mereka dengar. Cara ini membuat anak sadar bahwa kalimat yang sama bisa punya arti berbeda tergantung nada suara. Agar lebih seru, biarkan anak ikut mencoba lalu kamu yang menebak emosi mereka.
Musik bisa membantu anak memahami suasana hati. Putarkan satu lagu yang ceria dengan tempo cepat, lalu bandingkan dengan lagu yang lebih lambat dan tenang. Tanyakan perasaan apa yang muncul saat mendengar kedua lagu itu.
Kamu juga bisa menyanyi bersama dengan memainkan intonasi. Nyanyikan lagu favorit anak dengan nada riang, lalu coba ubah menjadi lebih pelan dan sendu. Aktivitas ini bukan hanya melatih kepekaan emosi, tetapi juga mempererat hubungan orang tua dan anak.
Anak belajar paling cepat dari melihat dan mendengar orang tuanya. Jadi biasakan menunjukkan suara sesuai perasaan yang ada. Saat bahagia gunakan suara yang ceria, ketika menenangkan gunakan suara lembut, dan ketika menegur gunakan suara tegas tapi tetap terkendali.
Dengan cara ini, anak akan terbiasa memahami bahwa suara bisa menyampaikan emosi. Mereka juga akan meniru cara yang sehat untuk mengekspresikan perasaan tanpa harus meledak-ledak.
Mengajarkan anak mengenali emosi lewat intonasi suara bisa dilakukan sambil bermain. Dari membaca cerita, menirukan suara hewan, sampai mendengarkan musik, semua bisa jadi kegiatan sederhana yang menyenangkan.
Jika dilakukan secara konsisten, anak akan lebih mudah memahami perasaan diri sendiri dan orang lain. Mereka juga akan tumbuh jadi pribadi yang lebih empatik dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Dari KAIST ke COC dan Variety Show Korea, Xaviera Putri Kini Boyong Penghargaan The Alpha Under 40
Hati-hati, Lima Kalimat Ini Bisa Bikin Anak Makin Menjauh dari Orang Tua
Akhirnya Balik! NewJeans Kumpul Lagi di ADOR Setelah Konflik dengan HYBE di 2024–2025
Pertama Kali dalam Sejarah, Shenina Cinnamon Terpilih Menjadi Viva Cosmetics Brand Ambassador!

Dari KAIST ke COC dan Variety Show Korea, Xaviera Putri Kini Boyong Penghargaan The Alpha Under 40

Akhirnya Balik! NewJeans Kumpul Lagi di ADOR Setelah Konflik dengan HYBE di 2024–2025

Pertama Kali dalam Sejarah, Shenina Cinnamon Terpilih Menjadi Viva Cosmetics Brand Ambassador!

Gokil! Jang Wonyoung IVE Beli Vila Fantastis di Hannam dong, Dibayar Tunai
