Konsumsi MSG Bisa Picu Obesitas dan Bahayakan Tubuh, Benarkah?

Reporter : Anif Fathul Amin
Sabtu, 12 Maret 2022 09:03
Konsumsi MSG Bisa Picu Obesitas dan Bahayakan Tubuh, Benarkah?
Anggapan ini kira-kira benar nggak sih?

Siapa yang tak suka dengan rasa gurih dan lezat penyedap rasa. Perpaduan bahan masakan, bumbu, dan penyedap, berpadu sempurna dan menciptakan rasa umami.

Rasa nikmat gurih umami ini pada umumnya didapatkan dari Monosodium Glutamate atau dikenal MSG. Namun, masakan dengan bumbu umami yang ditambahkan penyedap rasa Monosodium Glutamate (MSG) sering dikaitkan dengan sebagai faktor penyebab obesitas. Benarkah demikian?

1 dari 5 halaman

Ilustrasi MSG © Diadona

Nyatanya, menurut ahli gizi yang juga Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, ada banyak faktor pemicu obesitas.

" Selain pemicu dari potensi genetik, juga ada potensi gangguan metabolisme, atau juga ketidakseimbangan hormonal. Sedangkan terkait MSG, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menyebut bahwa MSG bisa membuat seseorang menjadi obesitas," kata Prof. Hardinsyah dalam webinar: “ Benarkah Umami Menyebabkan Obesitas?” beberapa waktu yang lalu dilansir dari Antara.

" Berdasarkan sejumlah penelitian yang dimuat dalam jurnal penelitian seperti di China dan Vietnam, tidak ada yang dapat membuktikan bahwa penggunaan MSG menyebabkan overweight atau obesitas," sambungnya.

2 dari 5 halaman

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, pakar pangan Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS mengatakan MSG sebagai penyedap rasa memiliki banyak manfaat.

MSG terdiri dari asam glutamat 78 persen, natrium 12 persen, dan air 10 persen, dan merupakan zat gizi. Asam glutamat banyak terkandung dalam bahan makanan sehari-hari seperti telur, ikan, daging, dan juga sayuran.

" MSG bukan unsur kimia yang berbahaya. Bahan bakunya dari tetes tebu melalui proses fermentasi," terang Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.

3 dari 5 halaman

Ilustrasi MSG © Diadona

Menurut dia, MSG juga baik sebagai pengganti garam karena bisa membuat makanan memiliki cita rasa yang tinggi, namun rendah garam.

" Kandungan natrium pada MSG itu hanya sepertiga kandungan natrium pada garam dapur normal, dan sudah banyak juga penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu penurunan asupan garam namun tetap menjaga palatabilitas makanannya," kata Profesor Ahmad.

" Bahkan sebenarnya, natrium dalam garam itu justru sampai 40 persen, atau tiga kali lebih tinggi dari MSG, yang artinya, garam lebih berisiko membuat seseorang mengalami hipertensi atau darah tinggi daripada MSG," tandasnya.

4 dari 5 halaman

MSG aman dikonsumsi dan tidak memicu penyakit asal digunakan sesuai dengan takaran yang tepat. Sebenarnya, tidak ada standar pasti untuk penggunaan penyedap rasa makanan. Di tiap negara pun punya standar takaran yang berbeda.

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan menetapkan dalam Permenkes 722/1988 tentang MSG disarankan hanya 4-6 gram MSG per hari.

" Sebenarnya tidak ada batasan khusus penggunaan MSG. Karena lidah setiap orang yang mengatur dan membatasi. Jadi tidak ada pembatasan pasti penggunaan MSG," tambah Prof. Dr Ahmad.

Beri Komentar