© Unsplash.com/Claudia Wolff
Belakangan ini kesehatan mental memang menjadi isu yang kerap diperbincangkan. Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya.
Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga ada obatnya. Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap gangguan jiwa terjadi karena masalah mistis, seperti kutukan roh jahat. Namun, benarkah hal ini ditinjau dari segi medis? mari kita simak sama-sama yuk!
Ilustrasi Depresi © 2020 shutterstock.com/PR Image Factory
Berdasarkan keterangan dari laman Kemenkes, sebagian besar masyarakat Indonesia masih percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh kegiatan supernatural dan hal yang enggak rasional. Contohnya seperti terkena sihir, kemasukan roh jahat, melanggar larangan, dan sebagainya. Karena stigma tersebut, masyarakat pun menanganinya dengan jalan nonmedis.
Padahal, gangguan jiwa bisa dijelaskan dan dibuktikan secara ilmiah. Dilansir Mayo Clinic, gangguan jiwa dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor biologis, lingkungan, hingga adanya gangguan fungsi sel saraf otak.
Faktor keturunan menjadi salah satu penyebab umum gangguan jiwa. Gen tertentu dapat meningkatkan risiko terkena gangguan jiwa dan gangguan ini dapat terpicu di beberapa situasi tertentu.
Selain itu, penyebab lainnya dapat berasal dari gangguan fungsi sel saraf otak di mana jaringan saraf yang melibatkan neurotransmiter terganggu. Akibatnya, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah, menyebabkan depresi, dan gangguan emosional lainnya.
Ilustrasi Kesurupan © Reuters.com
Yang lebih disayangkan, kepercayaan mengenai hal ini yang menjadikan masyarakat masih menganggap orang dengan gangguan jiwa atau gangguan mental sebagai “ beban” dan enggak diterima oleh lingkungan masyarakat karena dianggap aneh.
“ Karena anggapan-anggapan seperti itu, banyak masyarakat yang memilih untuk menghindar dan menciptakan jarak sosial dengan pasien yang memiliki gangguan mental. Ini yang mempersulit dalam sesi perawatan dan pemulihan,” ujar Psikolog Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta, Widya S. Sari, M.Psi, dikutip dari ANTARA.
Kesehatan jiwa merupakan hal yang patut mendapatkan perhatian dengan serius. Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental akan mengalami kecenderungan depresi. Depresi dalam kondisi lanjut karena enggak tertangani merupakan penyebab utama bunuh diri yang mengambil ratusan ribu nyawa setiap tahunnya.
Gangguan jiwa sama sakitnya dengan gangguan fisik. Butuh obat, butuh penanganan profesional. Depresi itu nyata, bisa dialami siapa saja. Kamu, kita, mereka, semua orang rentan depresi. Jadi, mau sampai kapan menganggap gangguan jiwa sama dengan 'kerasukan setan'?
Ini Potret Gadis Berhijab yang Temenan dengan Ular-Ular Raksasa, Gak Ada Takut-takutnya
Kisah Rul Tanjung, Tukang Setrika Arang di Padang yang Sukses Kuliahkan 3 Anaknya Hingga Sarjana
Pengantin Ini Rias Sendiri Wajahnya saat Resepsi Pernikahan, Hasilnya Dibilang Mirip Cut Meyriska
Lirik Lagu Let It Die - Ellie Goulding
Penghina Dewi Persik Mewek Minta Ampun, Warganet: 'Lesty Liburan ke Luar Negeri, Fans Masuk Bui'
Dituding Pengangguran Numpang Hidup, Adam Suseno Bantah: Inul Mulai dari Nol sama Saya!
Berkunjung ke Rumah Ustaz Abdul Somad, Daniel Mananta Didoakan Jadi Mualaf
Dituduh Tega Buka Aib Lesti Kejora, Kiky Saputri: se-Indonesia Juga Tahu Dia Cabut Laporan