Gangguan Jiwa Sering Disamakan dengan Kerasukan Jin, Ini Penjelasannya Secara Medis

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 30 Agustus 2022 17:03
Gangguan Jiwa Sering Disamakan dengan Kerasukan Jin, Ini Penjelasannya Secara Medis
Kira-kira bneran nggak sih ini?

Belakangan ini kesehatan mental memang menjadi isu yang kerap diperbincangkan. Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya.

Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga ada obatnya. Sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap gangguan jiwa terjadi karena masalah mistis, seperti kutukan roh jahat. Namun, benarkah hal ini ditinjau dari segi medis? mari kita simak sama-sama yuk!

1 dari 5 halaman

Ilustrasi Depresi © Diadona

Berdasarkan keterangan dari laman Kemenkes, sebagian besar masyarakat Indonesia masih percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh kegiatan supernatural dan hal yang enggak rasional. Contohnya seperti terkena sihir, kemasukan roh jahat, melanggar larangan, dan sebagainya. Karena stigma tersebut, masyarakat pun menanganinya dengan jalan nonmedis.

Padahal, gangguan jiwa bisa dijelaskan dan dibuktikan secara ilmiah. Dilansir Mayo Clinic, gangguan jiwa dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti faktor biologis, lingkungan, hingga adanya gangguan fungsi sel saraf otak.

2 dari 5 halaman

Faktor keturunan menjadi salah satu penyebab umum gangguan jiwa. Gen tertentu dapat meningkatkan risiko terkena gangguan jiwa dan gangguan ini dapat terpicu di beberapa situasi tertentu.

Selain itu, penyebab lainnya dapat berasal dari gangguan fungsi sel saraf otak di mana jaringan saraf yang melibatkan neurotransmiter terganggu. Akibatnya, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah, menyebabkan depresi, dan gangguan emosional lainnya.

3 dari 5 halaman

Ilustrasi Kesurupan © Diadona

Yang lebih disayangkan, kepercayaan mengenai hal ini yang menjadikan masyarakat masih menganggap orang dengan gangguan jiwa atau gangguan mental sebagai “ beban” dan enggak diterima oleh lingkungan masyarakat karena dianggap aneh.

“ Karena anggapan-anggapan seperti itu, banyak masyarakat yang memilih untuk menghindar dan menciptakan jarak sosial dengan pasien yang memiliki gangguan mental. Ini yang mempersulit dalam sesi perawatan dan pemulihan,” ujar Psikolog Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta, Widya S. Sari, M.Psi, dikutip dari ANTARA.

4 dari 5 halaman

Kesehatan jiwa merupakan hal yang patut mendapatkan perhatian dengan serius. Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental akan mengalami kecenderungan depresi. Depresi dalam kondisi lanjut karena enggak tertangani merupakan penyebab utama bunuh diri yang mengambil ratusan ribu nyawa setiap tahunnya.

Gangguan jiwa sama sakitnya dengan gangguan fisik. Butuh obat, butuh penanganan profesional. Depresi itu nyata, bisa dialami siapa saja. Kamu, kita, mereka, semua orang rentan depresi. Jadi, mau sampai kapan menganggap gangguan jiwa sama dengan 'kerasukan setan'?

Beri Komentar