© 2021 Shutterstock.com/verbaska
OCD atau obsessive-compulsive disorder merupakan kondisi di mana individu tidak mampu mengontrol pikiran-pikirannya yang menjadi obsesi. Kondisi ini sebenarnya tidak diharapkan. Kondisi di mana individu kerap mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut guna menurunkan tingkat kecemasannya.
Biar lebih jelas, kita simak informasi selengkapnya yang telah dirangkum dari laman Halodoc berikut ini yuk!
© Diadona
OCD adalah gangguan cemas yang ditandai dengan adanya suatu ide yang mendesak dan adanya dorongan yang tidak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu dan dilakukan dengan berulang kali. Terdiri dari dua unsur, yaitu obsesi yang diartikan dengan suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran serta kompulsi yang diartikan sebagai dorongan yang tak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu.
Orang yang mengalami OCD biasanya sering menyembunyikan gejala mereka. Rasa malu kerap membuat mereka yang mengalami OCD berusaha untuk menyembunyikan gejala mereka sehingga menyebabkan keterlambatan diagnosa dan pengobatannya.
Melihat banyaknya efek negatif yang muncul akibat menyembunyikan gejala seperti keterlambatan diagnosa, pengobatan, gagal mencari dan mendapat pengobatan, resisten dengan pengobatan, kekhawatiran berlebihan karena takut terjadi penolakan oleh orang sekitar, terisolasi dan memiliki kualitas hidup yang negatif, maka pengungkapan gejala dirasa perlu untuk individu yang mengalami OCD.
Hal ini diperlukan agar mereka mendapat dukungan yang memberi dorongan untuk menilai kembali interpretasi dan reaksi mereka terhadap sumber gangguan yang mengganggu pikiran.
© Diadona
Berikut gejala yang mungkin muncul pada seseorang yang menderita OCD antara lain sebagai berikut:
Sementara itu, penyebab OCD yang kerap menimpa seseroang adalah sebagai berikut:
Sayangnya, OCD menjadi masalah kesehatan mental yang tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, pengidap bisa mengurangi gejala yang dapat mengganggu aktivitas dengan menjalani beberapa perawatan. Pengobatan OCD terdiri dari konsumsi obat-obatan, menjalani psikoterapi, atau kombinasi antara keduanya. Meskipun sebagian besar pengidap OCD membaik setelah mendapatkan penanganan, beberapa lainnya terus mengalami gejala.
Selain konsumsi obat, psikoterapi juga diyakini cukup efektif untuk mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak. Jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan
Tak Dimaafkan Nikita Mirzani, Lolly Diduga Kehabisan Uang sampai Jual Baju Bekas