Apa itu Hepatitis Akut Misterius? Ini yang Perlu Diketahui Para Orangtua

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 10 Mei 2022 14:03
Apa itu Hepatitis Akut Misterius? Ini yang Perlu Diketahui Para Orangtua
Apa gejalanya dan bagaimana langkah pertolongan pertama? simak informasinya di bawah ini.

Kasus positif COVID-19 agak menurun akhir-akhir ini. Berpikir bisa santai sejenak, sampai akhirnya kita dikejutkan dengan kemunculan kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak. Penyebabnya bukan karena virus hepatitis A, B, C, D, dan E, sehingga dikatakan tidak diketahui etiologinya.

Untuk menjawab keresahan masyarakat, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengadakan media interview bertema "Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Etiologinya" pada Sabtu (7/5/2022). Narasumber yang dihadirkan ialah Dr. dr. Muzal Kadim, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI seperti dikutip dari laman Merdeka.com. Simak, yuk!

1 dari 8 halaman

Belum diketahui penyebabnya

ilustrasi anak sakit © Diadona

Dokter Muzal mengawali dengan memaparkan tentang hepatitis secara general. Hepatitis didefinisikan sebagai peradangan atau inflamasi hati. Penyebabnya bisa karena infeksi, kondisi autoimun, obat-obatan, hingga kekurangan oksigen.

" Infeksi adalah penyebab terbanyak, bisa karena virus, bakteri, jamur, dan parasit. Tapi paling banyak (karena) infeksi virus yang merusak sel hati secara langsung, bisa juga karena tubuh melawan (lalu) mengeluarkan zat-zat untuk menghancurkan virus. Tidak hanya virus yang hancur, tapi juga sel hati," jelasnya.

2 dari 8 halaman

Makin banyak sel hati yang hancur, makin berat hepatitisnya. Bahkan, bisa menyebabkan hepatitis fulminan atau hepatitis berat yang bisa menyebabkan kegagalan hati dan kematian. Hepatitis jenis ini memerlukan transplantasi hati.

Untuk kasus yang sekarang disebut sebagai hepatitis akut berat unknown aetiology karena belum diketahui penyebab pastinya. Menurut dr. Muzal, diduga karena adenovirus 41.

3 dari 8 halaman

Ketahui gejalanya

Ilustrasi Anak Sakit Perut © Diadona

Ternyata, gejalanya mirip penyakit saluran cerna, yaitu muntah, diare, sakit perut, demam, hingga penyakit kuning (jaundice). Yang menjadi kuning biasanya adalah sklera, bagian bola mata yang berwarna putih dan keras.

Akan tetapi, jika gejalanya memberat, kuningnya bisa sampai ke badan. Bahkan, bisa menyebabkan kesadaran menurun, kejang, dan kematian bila tidak ditangani!

" Sejak awal, sebaiknya kita waspada kalau mendapatkan kasus dengan (gejala) saluran cerna. Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut," Dr. Muzal mewanti-wanti.

4 dari 8 halaman

Ancam anak-anak di bawah usia 6 tahun

Anak-anak lebih rentan, terutama yang usianya di bawah 6 tahun. Ini karena sistem imunnya belum sempurna. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) per 21 April 2022, terdapat 169 kasus dari 11 negara yang menyerang anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun.

" Faktor risiko terbesar adalah imunitas yang lemah. Terutama pada anak-anak yang sedang mendapat obat-obatan tertentu yang menekan sistem imun dan pada anak-anak dengan HIV," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah ini.

5 dari 8 halaman

Ditularkan lewat transmisi fekal-oral

ilustrasi anak sakit © Diadona

Lebih lanjut, Dr. Muzal mengatakan bahwa hepatitis akut sebagian besar ditularkan lewat fekal-oral, yang artinya lewat mulut, tangan yang terkontaminasi virus, alat makan, hingga air. Dugaan lainnya adalah lewat droplet atau percikan.

Disarankan untuk rutin mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan dan sanitasi, dan menghindari kontak dengan penderita. Walau penularan lewat droplet masih merupakan dugaan, tidak ada salahnya melindungi diri dengan memakai masker dan menjaga jarak.

6 dari 8 halaman

Pertolongan pertama yang harus diberikan

Jika orang tua mencurigai anaknya terpapar hepatitis akut, berikan pertolongan pertama sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan. Bisa dengan memberi obat penurun demam atau memberikan obat anti muntah, tergantung gejalanya.

Karena cairan tubuh yang hilang cukup banyak, tetap berikan minum supaya anak tidak dehidrasi. Lalu, bawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan darah, feses, dan mendapatkan perawatan.

7 dari 8 halaman

ilustrasi anak sakit © Diadona

Dalam kasus yang berat, anak mungkin membutuhkan transplantasi hati. Terutama ketika hampir semua sel hatinya rusak dan terjadi gagal hati. Kalau tidak ditransplantasi, bisa menyebabkan kematian.

" Kewaspadaan sedini mungkin itu penting. Kalau datang dalam kondisi yang sudah berat, tidak banyak yang bisa dilakukan. Karena transplantasi hati belum bisa dilakukan dalam kondisi emergency," tutur Dr. Muzal mengakhiri pemaparannya.

Beri Komentar