Tinggal Sebatang Kara, Mbah Kusni Hidup Memilukan Hanya Bisa Berjalan dengan Jongkok

Reporter : Anif Fathul Amin
Kamis, 4 Februari 2021 16:03
Tinggal Sebatang Kara, Mbah Kusni Hidup Memilukan Hanya Bisa Berjalan dengan Jongkok
Ia bahkan hanya bisa makan dengan nasi dan sambal kemangi.

Hidup memang penuh perjuangan. Nasib setiap orang pun berbeda-beda. Ada yang hidup dengan berkecukupan, ada juga yang hidup dengan begitu kekurangan. Itulah mengapa manusia selalu diajarkan untuk saling membantu dan tolong-menolong antar sesama.

Banyak orang-orang tua yang sedang menikmati masa senjanya. Namun, beberapa ada yang berjuang keras untuk bertahan hidup dengan kondisinya yang memilukan.

1 dari 4 halaman

Kisah Mbah Kusni © Diadona

Seperti cerita Mbah Kusni yang tetap harus hidup tanpa adanya sanak keluarga di sampingnya. Ia tinggal di sebuah rumah tak layak huni yang juga bukan miliknya.

Mirisnya, rumah ini sebenarnya tak layak huni. Rumah ini hanya berbahan dari kayu dan beralaskan tanah. Ketika malam hari tiba, angin sering masuk lewat celahcelah kayu berlubang, menerpa tubuh Mbah Kusni yang renta itu.

2 dari 4 halaman

Di umurnya yang sudah menginjak 80 tahun, ia harus menerima keadaan fisiknya yang menurun. Ia tak bisa berdiri seperti orang kebanyakan. Bahkan, ia hanya bisa berjalan dengan cara jongkok untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Kisah Mbah Kusni © Diadona

“ Kulo mboten saget mlampah…. Saben dinten nggih mbrangkang” ucap Mbah Kusni sambil tersenyum. “ Saya tidak bisa jalan, setiap hari ya merangkak” ucap Mbah Kusni seperti dikutip dari lama kItabisa.com.

Sebenarnya, ia pernah dibawa ke Puskesmas terdekat untuk berobat. Namun, karena terkendala biaya, proses penyembuhannya pun harus berhenti.

3 dari 4 halaman

Kisah Mbah Kusni © Diadona

Dengan sisa tenaganya, ia masih semangat menjalani aktivitas sehari-hari. Biasanya, ia mengisi hari dengan menanam daun sereh, mengkudu, kangkung, dan arbei.

Dari hasil bercocok tanamnya itu, ia bisa menghasilkan uang hanya 15 ribu perhari. Uang itu ia gunakan untuk membeli makan. Walaupun dalam keadaan yang serbas uslit, ia tak lipa menyisihkan uang tersebut untuk bersedekah kepada anak yatim.

Kebaikannya seakan tak pernah habis. Ia bahkan sering membagikan rumput secara cuma-cuma untuk tetangganya yang memiliki hewan ternak.

4 dari 4 halaman

Kisah Mbah Kusni © Diadona

Diketahui, suaminya telah meninggal dan anak-anaknya sudah berpindah ke daerah Jawa Tengah. Mbah Kusni meuturkan ia tak mau membebani dan merepotakan anak-anaknya dan memilih tinggal sendirian di Sidoarjo.

Kini, untuk bertahan hidup Mbah Kusni hanya mengandalkan uang panen dari kebunnya. Mirinya lagi, Mbah Kusni hanya makan nasi dengan sambal kemangi.

Pasti nggak mudah buat Mbah Kusni untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kalau mungkin teman-teman ingin membantu meringankan beban hidup Mbah Kusni, boleh kirimkan bantuan donasi melalui link Kitabisa.com ini ya! Sehat-sehat selalu ya mbah~

Beri Komentar