Sambil Menahan Sakit di Kakinya, Nenek Wamen Jualan Nasi Aking Seharga 1000 Rupiah Demi Cari Nafkah

Reporter : Anif Fathul Amin
Senin, 29 Maret 2021 17:03
Sambil Menahan Sakit di Kakinya, Nenek Wamen Jualan Nasi Aking Seharga 1000 Rupiah Demi Cari Nafkah
"Kalau tidak ada yang memberi nasi, nenek masih bisa puasa" ujar Nek Wamen lirih.

Kebanyakan orang, ingin hdiup di masa tua dengan santai sembari bercanda bersama anak-anak atau cucunya. Diselingi juga dengan menghadiri pengajian bersama teman-teman lansia lainnya. Namun, tak semua orang bisa merasakan ketenangan hidup di masa tuanya.

Irulah yang mungkin dirasakan oleh Nenek Wamen. Sehari-harinya, Nenek Wamen harus bersusah payah menahan sakit di kakinya untuk mendapatkan uang.

1 dari 5 halaman

Dilansir dari laman donasionline, Nenek Wamen diketahui hidup sendiri tanpa ada anak atau [un saudara yang menemani. Dengan langkah tergopoh-gopoh, Nenek Wamen berjalan membawa nasi aking dan menjajakannya ke rumah demi rumah yang ia lewati. Jika terllau lama berkeliling, Nek Wamen harus meringis menahan sakit di kakinya.

Kisah Nenek Wamen © Diadona

Hidup Nek Wamen hanya bergantung dari nasi yang diberi tetangganya. Nasi tersebut kemudian ia jemur hingga menjadi nasi aking. Setelah kering, ia kemudian menjualnya dengan harga hanya seribu rupiah saja. Harga yang tak sebanding dengan perjuangan yang harus ia lakukan.

2 dari 5 halaman

Mirisnya, ketika tak ada loyang yang bisa dijual Nek Wamen benar-benar tak bisa membeli kebutuhan sehari-hari. Jika beruntung ada tetangga yang memberi nasi yang masih bagus, biasanya dimasak lagi menjadi nasi goreng untuk makan siang dan malam.

" Biar sekalian masaknya, nenek tidak kuat untuk jongkok, kakinya sakit" ujar nenek Wamen.

3 dari 5 halaman

Kisah Nenek Wamen © Diadona

Tak ada kegiatan lain, praktis aktifitas yang hanya ia lakukan setiap harinya hanyalah menunggu nasi akingnya terjual hanya untuk memenuhi kebuthan hidupnya.

Sebelum suaminya meninggal dunia 5 tahun lalu, Nek Wamen sempat tinggal di rumah kecil berukuran 2x3 meter. Namun, setelah suaminya tak ada, Nek Wamen justru tak diurus dan diusir oleh anaknya sendiri. Rumah peninggalan almarhum suaminya ini bahkan dijual oleh anaknya.

4 dari 5 halaman

Kisah Nenek Wamen © Diadona

Meskipun keadaanya sangat susah, untuk makan saja hanya dengan nasi yang diberi tetangga . Nenek Wamen tidak pernah mengeluh dengan keadaanya.

" kalau tidak ada yang memberi nasi, nenek masih bisa puasa" ujarnya lirih.

Meski kondisi kakinya sedang sakit, Nek Wamen diketahui selalu berusaha menjalankan salat di musholla. Namun, jika sedang tak kuasa menahan sakit di kakinya, ia terpaksa salat di rumahnya.

Beri Komentar