Kisah Pilu Nenek dengan Upah 15 Ribu, Harus Rawat Cucu Yatim Piatu Sampai Tak Mampu Belikan Susu

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 14 Juli 2020 12:03
Kisah Pilu Nenek dengan Upah 15 Ribu, Harus Rawat Cucu Yatim Piatu Sampai Tak Mampu Belikan Susu
Nama nenek penyabar ini adalah Kasiati.

Kisah haru kali ini datang dari Nenek Kasiati yang tinggal bersama kedua cucunya di rumah kecil nan sederhananya di Kabupaten Lumajang. Kedua orangtua sang cucu yang telah tiada membuat perempuan paruh baya ini harus membanting tulang demi menghidupi kedua cucunya yang masih kecil.

Menjadi pemulung adalah salah satu cara yang ditempuh oleh Nenek Kasiati untuk membesarkan kedua cucunya seorang diri. Miris, pendapatannya yang kecil membuat dirinya tidak mampu untuk membeli susu formula bagi si kecil.

1 dari 3 halaman

Urus Cucu Seorang Diri

Kisah Nenek Kasiati © Diadona

Dilansir dari kitabisa.com, Nenek Kasiati harus bertanggung jawab untuk merawat kedua cucunya yang masih kecil seorang diri. Ia harus melakukan ini lantaran kedua cucunya kini telah menjadi yatim piatu sejak beberapa tahun yang lalu.

Berbekal dengan keperluan seadanya, Nenek Kasiati dengan tulus dan ikhlas merawat kedua cucu kesayangannya, Alsa Fitriani yang kini duduk di kelas 1 SD dan sang adik, Nathan yang baru berusia 2,5 tahun.

2 dari 3 halaman

Anak dan Menantu Meninggal 3 Tahun yang Lalu

Ia rela menjadi orangtua bagi kedua cucu tercinta sejak sang putri dan menantunya meninggal dunia. Fera yang merupakan ibunda dari kedua cucunya terlebih dahulu dipanggil Sang Khalik pada 25 September 2017.

Selang dua tahun kemudian yakni tepatnya pada tanggal 7 oktober 2019, Abdul Aziz yang merupakan ayahanda dari kedua cucunya tersebut juga menyusul kepergian sang istri. Semasa hidup, Abdul Aziz berprofesi sebagai pemulung, sementara itu Fera berdagang kue.

3 dari 3 halaman

Hidup di Gubuk Sederhana dengan Penghasilan 15 Ribu Perhari

Kisah Nenek Kasiati © Diadona

Kini, sang nenek beserta kedua cucunya yang menggemaskan harus rela bertahan hidup di rumah kecil dan sederhana berukuran 3,5 x 6 meter. Dinding bambu dan lantai semen merupakan pemandangan mereka sehari-hari.

Untuk menghidupi kedua cucu dan dirinya, Nenek Kasiati pun bekerja memulung barang-barang bekas yang kemudian dijual kembali ke pengepul.

Penghasilannya pun tidak tetap. Terkadang, ia harus rela menerima upag Rp 10 ribu hingga Rp15 ribu per hari. Saat kondisi seperti ini, bahkan ia harus menerima upah kurang dari itu.

Pendapatannya yang kecil membuat Nenek Kasiati harus memutar otak agar sang cucu tetap tersenyum. Miris, sang cucu yang seharusnya mendapatkan gizi yang cukup dengan mengonsumsi susu formula harus ia ganti dengan air putih yang dimasukkan ke dalam botol susu.

Yuk, mari ringankan beban yang harus dibawa oleh Nenek Kasiati ini, dengan memberikan bantuan di laman website Kitabisa.com.

Beri Komentar