Ditinggal Ayah Ibunya, 3 Remaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Bisa Hidup dan Bayar Hutang Orangtua

Reporter : Anif Fathul Amin
Rabu, 11 Mei 2022 08:03
Ditinggal Ayah Ibunya, 3 Remaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Bisa Hidup dan Bayar Hutang Orangtua
Meski sudah ditinggal orangtuanya, mereka masih harus menghadapi rentenir yang menagih hutang.

Kisah pilu yang menyayat hati dari tiga remaja yang harus menghadapi pahitnya hidup sejak dini. Sekira satu tahun lalu, ibundanya pergi tanpa berpamitan dan membawa si bungsu yang masih balita.

Sementara putra sulung yang kala itu masih duduk di bangku SMA kelas 1, beserta kedua adiknya SMP kelas 3 dan SD kelas 6 hanya bisa terdiam dalam kalut. Mereka bingung tanpa tahu apa-apa, tiba-tiba ibunya pergi.

Sedangkan sang ayah bahkan tak bertahan lama. Ia turut pergi meninggalkan ketiga remaja tersebut. Demi menyambung hidup, mereka lantas berjualan bakso milik orang lain. Tak jarang pihak rentenir berkunjung untuk menagih utang milik ibunya dulu.

1 dari 7 halaman

Kisah Ramaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Sambung Hidup © Diadona

Aldi merupakan putra kedua dari empat bersaudara yang harus menapaki kejamnya kehidupan sejak usia belia. Ia bersama kakak dan adiknya, sudah satu tahun ini bertahan hidup tanpa ibu di sisinya.

Adik yang bungsu kala itu masih berusia lima tahun dan dibawa oleh ibunya kabur. " Aldi kelas satu SMA. Sedulur e sekawan (saudara ada empat)," katanya.

2 dari 7 halaman

Kisah Ramaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Sambung Hidup © Diadona

Kisah haru tiga remaja ini lantas mengetuk hati anggota Polres Lamongan, Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) Purnomo. Rupanya, sang ibu pergi meninggalkan mereka tanpa berpamitan diduga karena banyak utang dengan rentenir.

" Jadi awal ceritanya, mereka bertiga tinggal sama bapak ibunya. Karena terbentur biaya hidup, sehingga ibunya menggunakan uang rentenir. Ibunya pergi tanpa pamit. Jadi anaknya enggak tahu ibunya kemana," terang Purnomo.

 

3 dari 7 halaman

Kisah Ramaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Sambung Hidup © Diadona

Akhirnya, ketiga remaja tersebut bersama sang ayah menjajakan bakso milik orang lain. Setiap harinya, akan mendapatkan upah minimal Rp20 ribu.

" Akhirnya bapak dan anaknya jualan bakso, tapi bukan punya mereka. Dari setoran Rp150 mereka dapat Rp20 ribu. Enggak bertahan lama, bapaknya juga pergi meninggalkan mereka. Sekarang tiga bersaudara ini tinggal di rumah orang," imbuh Purnomo.

Tak disangka, sekira sudah empat bulan lamanya sang ayah turut meninggalkan tiga bersaudara ini. Tiga remaja pria itu lantas tinggal di rumah simbah dan kadang di warung.

" Ibu pergi hampir satu tahun ini. Enggak dipasrahin apa-apa. Kalau bapak, baru-baru ini empat bulanan. Saya anak pertama, kulo njih belajar nyambut gawe (saya belajar cari uang sendiri)," papar putra sulung.

4 dari 7 halaman

Kisah Ramaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Sambung Hidup © Diadona

Anakpertama ditinggalkan ibu saat masih mengenyam pendidikan SMA kelas 1. Lalu anak kedua masih SMP kelas 3 serta adiknya lagi yang kelas 6 SD. Ketika itu, putra sulung mengaku kebingungan. Tak tahu alasan ibundanya pergi. Bahkan seingatnya, sedang tidak ada masalah dengan ayahnya kala itu.

Sebagai putra tertua dan seakan memiliki tanggung jawab besar terhadap adik-adiknya. Ia lantas bekerja sampai ke luar kota di Bojonegoro, Jawa Timur. Sementara kedua adik melanjutkan berdagang bakso.

" Kedua adik kerja ngelanjutin jualan bakso. Saya kerja di Bojonegoro. Waktu ditinggal ibu sampai bingung, ada masalah apa. Sudah berusaha mencari, sebelum pergi juga enggak ada ribut juga sama bapak," sambungnya.

5 dari 7 halaman

Kisah Ramaja Ini Rela Jualan Bakso Demi Sambung Hidup © Diadona

Meski sang ibu sudah meninggalkan mereka, rupanya ada masalah sama yang tak juga usai. Para penagih utang acap kali mendatangi ketiga remaja tersebut untuk meminta uang yang dipinjam ibu mereka.

Sebelumnya, ketiga remaja itu tinggal di tempat orang lain. Saat ini, putra pertama memilih untuk indekos sendiri dan kedua adiknya tinggal di tempat simbah.

6 dari 7 halaman

 

Bahkan ia sudah keluar dari pekerjaan pertamanya di warung kopi. Agar bisa mendampingi adik-adiknya berjualan bakso.

" Setelah ibu pergi, tapi masih banyak orang kadang datang ke rumah (nagih utang). Katanya bapak pulang ke kampung. Kalau di Karang Kembang rumahnya simbah. Saya sendiri ngekos, dari hasil kerja sama nabung. Kemarin kerja di warung kopi. Sekarang bantuin adik-adik jualan bakso ini," pungkasnya.

Beri Komentar