Dengan Tubuh Rentanya, Mbah Rasmi Tetap Setia Temani Sang Ibu yang Sudah Sakit-Sakitan

Reporter : Anif Fathul Amin
Senin, 6 September 2021 20:03
Dengan Tubuh Rentanya, Mbah Rasmi Tetap Setia Temani Sang Ibu yang Sudah Sakit-Sakitan
Mereke berdua adalah sepasang lansia ibu-anak yang tinggal memprihatinkan.

Hidup di masa tua dengan keterbatasan fisik dan kesulitan ekonomi sangatlah susah. Aplagi, jika harus mengurus orangtua yang sudah sakit-sakitan dan tak berdaya.

Namun, itulah yang dilakukan oleh nenek lansia satu ini. Dengan sisa tenaga dan kecintaannya pada sang ibu, ia tetap setia menemani dan memenuhi segala kebutuhannya.

1 dari 5 halaman

Kisah Mbah Rasmi dan Mbah Pasri © Diadona

Dilansir dari laman Kitabisa.com, mereka berdua bernama Mbah Rasmi dan Mbah Pasri. Mereka adalah sepadang lansia yang hidup di rumah yang kondisinya sungguh memprihatinkan. Rumah sempit itu hanya dilapisi kayu lapuk, hanya ada 1 kamar yang mereka tinggali berdua.

Diketahui, kini mbah Rasmi sudah berusia 100 tahun. Sedangkan anaknya, Mbah Rasmi sudah menginjak usia 72 tahun. Suami mereka berdua sudah tiada, hingga membuat keduanya harus tinggal di rumah sempit dengan kondisi yang kurang.

2 dari 5 halaman

Kisah Mbah Rasmi dan Mbah Pasri © Diadona

Tentu, denan usia mereka yang sudah senja, kondisi tubuh keduanya sudah sangat menurun. Itulah kondisi kesehatan yang dialami oleh mbah Rasmi, ia sudah tak bisa lagi berjalan normal seperti orang pada umumnya.

Ketika ingin berpindah ke satu tempat, ia hanya bisa jalan jongkok dan merangkak.

3 dari 5 halaman

Kisah Mbah Rasmi dan Mbah Pasri © Diadona

Sedangkan sang ibu, yaitu mbah Pasti malah lebih miris lagi kondisinya. Usianya yang sudah 100 tahun membuat ia hanya bisa duduk dan tidur di atas kasur tipis yang lapuk.

Ketika ingin makan, mbah Pasri hanya bisa mengandlkan mbah Rasmi untuk menyuapinya. Mbah Rasmi begitu sabar menuruti semua permintaan dari ibunya, meski tubuh dan tenaganya sudah tak sekuat dulu lagi.

4 dari 5 halaman

Kisah Mbah Rasmi dan Mbah Pasri © Diadona

Untuk urusan perut, mbah Pasri dan mbah Rasmi hanya bisa mengandlkan uluran tangan dari tetangga. Jika tak ada kiriman dari tetangga, mereka berdua terpaksa harus makan dengan nasi dan garam sepiring beruda.

“ Kalau ndak ada yang ngirim lauk, wes makan nasi garem sepiring berdua,” ungkap Mbah Rasmi.

Beri Komentar