Beromzet Rp500 Ribu Sehari, Pria Ini Berhasil Buktikan Jualan Serabi Tak kalah dari Kerja Kantoran

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 22 Februari 2022 15:03
Beromzet Rp500 Ribu Sehari, Pria Ini Berhasil Buktikan Jualan Serabi Tak kalah dari Kerja Kantoran
Kang Oye memberikan pesan inspirasi kepada anak muda, agar tidak malu dengan pekerjaan apapun asal halal.

Seorang pemuda penjual serabi di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ini mencuri perhatian. Jika biasanya penjual makanan berpakaian kasual dan santai, pria ini mengenakan pakaian formal laiknya pegawai kantoran.

Pria bernama Agung firmansyah Yuwono (27) itu tampil necis mengenakan kemeja merah saat memasak adonan kue khas Sunda itu. Tak jarang, ia juga mengenakan dasi saat melayani pembeli.

“Ia ini (lapaknya) milik sendiri, kebetulan jualan serabi sudah sejak bulan Desember tahun 2020,” terang pemuda yang karib disapa Kang Oye itu.

1 dari 6 halaman

Mengajak Pemuda Agar Percaya Diri

Kisah Kang Oye © Diadona

Kang Oye mengatakan, alasannya mengenakan pakaian khas kantoran saat berdagang memiliki kelebihan tersendiri. Ia ingin mengajak anak muda di desanya agar lebih percaya diri walau hanya berjualan serabi.

Kang Oye juga memiliki harapan agar ada penerus penjual serabi dari kalangan pemuda. Mengingat saat ini penjual kue gurih berbahan tepung beras dan santan itu mayoritas dari kalangan paruh baya.

“ Karena mayoritas penjual serabi kebanyakan ibu-ibu sampai yang sudah lanjut usia, saya sebagai pemuda ingin menampilkan yang berbeda dari yang lain, sekaligus menginspirasi pemuda pemudi lainnya untuk lebih percaya diri, bahwa jualan serabi itu keren,” terang pria lulusan SMK PUI Majalengka itu.

2 dari 6 halaman

Memulai Usaha dari Nol

Kisah Kang Oye © Diadona

Ia juga menceritakan awal membuka usaha tersebut. Kang Oye membuka usaha bernama Serabi Balap Kang Oye tersebut dari nol. Menurutnya nama serabi balap terinspirasi dari banyaknya kendaraan mini bus yang melintas di lapaknya dan kecepatan mereka yang gesit.

“ Nama serabi balap sendiri ini inspirasinya dari mini bus yang melaju kencang di sini,” cetusnya

Saat melayani pembeli, Kang Oye mengaku tak ada rasa minder sedikitpun dan menganggap usahanya keren, karena bisa mengalahkan pegawai kantor yang sesungguhnya.

“ Iya harus (keren), dan ini murni usaha sendiri dari nol,” ungkapnya.

3 dari 6 halaman

Berhasil Membuktikan Jualan Serabi Tak kalah dari Kerja Kantoran

Kisah Kang Oye © Diadona

Kang Oye mengaku hasil penjualan dari serabi, ia mampu mengalahkan gaji pegawai kantoran. Bahkan omzetnya bisa mencapai Rp500 ribu dalam sehari.

“ Alhamdulillah untuk omset bisa melebihi pegawai kantoran perharinya sekitar Rp300 ribu-500 ribu per hari,” terangnya.

Walau begitu, ia tak menampik sempat terjadi penurunan pembeli selama masa pandemi Covid-19. Omzetnya sempat turun di angka sekitar 30 persen.

“ Sangat berpengaruh sekali sampai turunnya omzet sekitar 30 persen,” bebernya.

4 dari 6 halaman

Harga Terjangkau dengan Varian Khas Lokal

Kisah Kang Oye © Diadona

Varian yang dijual Kang Oye masih mempertahankan rasa asli serabi khas Majalengka yakni original, oncom dan telur. Kekhasan serabinya juga berani diadu, dengan sambal dage (tempe fermentasi) kian membuat rasa dagangannya tak kalah dengan yang lain.

Untuk harga, Kang Oye menjualnya dengan relatif terjangkau yakni Rp2.000 sampai Rp5.000 tergantung varian yang dipesan. Sehari-hari Kang Oye juga berjualan dari jam 16.00 WIB sore sampai dengan habis.

“ Untuk varian kita masih stay dengan sorabi tradisional yaitu, serabi polos, serabi oncom, serabi telur. Untuk harga mulai dari Rp2.000-Rp5.000,” katanya.

5 dari 6 halaman

Memotivasi Anak Muda

Kang Oye memberikan pesan inspirasi kepada anak muda, agar tidak malu dengan pekerjaan apapun asal halal. Menurutnya besar atau kecilnya penghasilan, harus disyukuri agar menjadi berkah.

“ Untuk anak-anak muda, jangan pernah malu sama apa pekerjaan kalian saat ini, khusus untuk anak laki-laki ingat. Harga diri laki-laki adalah bekerja, Kecil dan besarnya penghasilan harus tetap di syukuri dan dinikmati,” katanya.

Beri Komentar