TERASI 2025: Ketika Ilustrasi, Komunitas, dan Ekonomi Kreatif Bertemu dalam Ruang Inspiratif

© 2025 https://www.diadona.id

Lebih dari Sekadar Pameran, Ini Tentang Gerakan

TERASI bukan hanya ajang tahunan biasa. Ia adalah ruang bertemu yang hidup antara seniman, teknologi, pasar, dan komunitas. Ada lebih dari 54 ilustrator dari keluarga besar SOVLO yang menampilkan karya terbaik mereka, ditambah berbagai kolaborasi dengan seniman undangan, termasuk nama besar seperti Eko Nugroho dan Gambaretika, sang ilustrator muda yang kini berbagi panggung bersama sang ayah.

“ Seni tak hanya untuk dikagumi, tapi punya kekuatan untuk menginspirasi dan menggerakkan. TERASI adalah jembatan antara kreativitas dan peluang ekonomi,” ujar Djohan, Co-Founder SOVLO.

TERASI 2025 juga semakin inklusif dengan kehadiran ruang khusus untuk seniman disabilitas melalui Disability Art Space, menegaskan komitmen SOVLO untuk menjadi rumah bagi semua, tanpa batasan.

“ Kami percaya setiap orang—tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik—punya hak yang sama untuk berkarya dan dikenal dunia,” tegas Lidya Valensia, Founder SOVLO.

Zona-zona Kreatif yang Membentuk Ekosistem Seni Lokal

Pengunjung TERASI 2025 bisa menjelajah berbagai ruang penuh makna, seperti:

• Pameran & Instalasi Seni: Menampilkan karya-karya terkurasi dari ilustrator SOVLO dari berbagai penjuru Indonesia.

• Rumah Cahaya: Proyek kolaboratif antara Gambaretika dan sang ayah, Eko Nugroho, menyatukan dua generasi dalam satu instalasi penuh emosi dan cahaya.

• Rumah Kita Semua: Kolaborasi dengan ISDI (Ikatan Sindroma Down Indonesia), merayakan keberagaman dalam medium ilustrasi.

• SOVLO x IDNFT & SOVLO x SEKUYA: Menjelajah potensi ilustrasi di dunia digital, dari NFT hingga pengembangan IP lokal.

• TERASI Market & DIY Corner: Tempat belanja dan eksplorasi karya seni yang bisa langsung dibawa pulang.

• Creative Workshops: Lokakarya bersama para ilustrator inspiratif, membuka ruang diskusi dan belajar.

SOVLO: Bukan Hanya Platform, Tapi Rumah Ilustrator Indonesia

Didirikan pada tahun 2020, SOVLO lahir dengan semangat mengangkat ilustrator lokal dari seluruh Indonesia. Kini, 5 tahun kemudian, mereka telah menjadi rumah kedua bagi 54 ilustrator terkurasi yang tak hanya diberi ruang berkarya, tapi juga dibekali jalur monetisasi dan peluang usaha.

“ Dari hobi menjadi profesi. Dari sketsa menjadi sumber penghasilan. Itulah perjalanan banyak ilustrator di bawah naungan SOVLO,” tambah Djohan.

Hal ini juga diamini oleh pemerintah. Dalam sambutannya di pembukaan TERASI 2025, Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, menyatakan:

“ TERASI adalah lebih dari sekadar event. Ini adalah ekosistem kolaboratif yang mempertemukan kreator dengan peluang nyata. SOVLO berhasil membuktikan bahwa seni bisa hidup berdampingan dengan teknologi dan ekonomi. Kami di Ekraf sangat mendukung inisiatif seperti ini.”

Kolaborasi Dua Generasi dan Cerita yang Menyentuh

Salah satu momen paling menyentuh dalam TERASI 2025 datang dari kolaborasi Gambaretika dan Eko Nugroho, dua seniman lintas generasi yang menyatukan dunia mereka dalam satu karya imersif di “ Rumah Cahaya”.

“ Saya mulai mengenal seni dari melihat ayah saya berkarya. Tapi di TERASI, untuk pertama kalinya saya bisa benar-benar berkarya bersama beliau. Ini pengalaman yang sangat pribadi dan bermakna,” ujar Gambaretika.

Eko Nugroho menambahkan,

“ Sebagai orang tua dan seniman, saya melihat SOVLO punya keberanian luar biasa untuk memberi panggung pada seniman muda dan membuka ruang dialog antargenerasi.”

Menuju Masa Depan Industri Kreatif yang Lebih Terbuka

Melalui TERASI 2025, SOVLO ingin menegaskan bahwa ilustrasi bukan sekadar seni visual, tapi bahasa kolektif yang bisa mendorong perubahan sosial, ekonomi, dan budaya.

Ini bukan hanya perayaan ulang tahun kelima, tapi juga manifesto masa depan, bahwa Indonesia punya potensi kreatif luar biasa yang bisa tumbuh subur bila diberikan ruang, dukungan, dan kepercayaan.

“ Kami mengajak seluruh masyarakat untuk jadi bagian dari gerakan ini. Karena di balik setiap ilustrasi, ada mimpi besar. Dan bersama, kita bisa mewujudkannya,” tutup Lidya Valensia.